Jika Forex adalah sebuah bisnis, maka money management merupakan
faktor yang menentukan apakah bisnis yang Anda jalani adalah bisnis
kelas warung atau bisnis profesional yang juga dijalankan oleh seorang
profesional. Bukankah perbedaan antara bisnis kelas warung dan
profesional ada pada tata kelolanya?
Mari Kita bandingkan antara sebuah toko kelontong dengan sebuah
supermarket. Sama-sama menjual sembako, tapi apa yang membedakan
keduanya? Tentu saja supermarket dikelola dengan manajemen yang rapi dan
mengAndalkan sebuah sistem yang baik. Tidak demikian dengan sebuah toko
kelontong biasa yang apabila pemiliknya masuk angin dan tidak dapat
datang ke tokonya saja maka toko tersebut harus ditutup. Dan mana yang
lebih berhasil? Toko kelontong atau supermarket? Ya tentu saja
supermarket. Jadi, jangan berbisnis dengan model warung. Tapi jalankan
dengan profesional!
Jangan bertrading forex juga dengan model pemiliki warung kelontong,
tapi jalankan dengan model sebuah supermarket. Dan faktor penentu hal
ini dalam forex adalah apa yang disebut dengan money management ini.
Tanpa money management, mungkin Anda akan mendapatkan keuntungan dalam
jangka pendek, namun tidak dalam jangka panjang.
Money management dalam forex kurang lebih adalah sekumpulan rule yang
terintegrasi dalam sebuah trading system mengenai bagaimana Anda
mengontrol keuangan Anda selama bertrading. Tentu saja hal ini mutlak
Anda miliki. Praktisnya, money management menyangkut hal-hal berikut
ini:
• Initial Margin dan Margin Added (bila ada).
• Besar resiko per transaksi yang bersedia Anda tanggung.
• Maximum Drawdown
• Risk to Reward Ratio
1. Initial Margin & Margin Add
Initial margin adalah modal awal yang hendak Anda setorkan pada
pialang untuk bertrading. Sedangkan margin added adalah modal tambahan
yang mungkin Anda tambahkan untuk Anda bertrading/ mempertahankan posisi
yang terfloating bila ada dikemudian hari.
Dari dua hal ini dapat dilihat bahwa money management bermula bahkan
sebelum Anda bertrading dan membuka posisi Anda yang pertama. Sama
halnya dalam bisnis-bisnis lainnya, modal memegang peranan penting dalam
trading Anda dikemudian hari. Mereka yang bertrading dengan modal $5000
tentu saja berbeda cara tradingnya dengan yang bermodal $500. Bagaimana
pun modal kecil menuntut kecermatan dan kesabaran dalam membuka sebuah
posisi beserta resiko yang harus Anda tanggung tentu saja lebih besar.
Ambilah contoh demikian, jika Anda membuka account forex Anda sebesar
$250. Maka dengan membeli 1 lot GBPUSD di harga 1.9700. Dengan
demikian margin jaminan perlotnya adalah $197. Maka sisa dana Anda
sekarang menjadi $250-$197 = $53. Nah $53 inilah dana yang Anda miliki
untuk mempertahankan pergerakan posisi Anda.
Jika beberapa jam setelah Anda membuka posisi BUY di 1.9700 tersebut
harga turun ke 1.9647 (turun 53 points dari posisi awal Anda), maka akan
terjadi Margin Call. Posisi Anda akan tertutup otomatis oleh sistem
dikarenakan kurangnya jaminan. Dalam keadaan ini Anda harus menanggung
kerugian sebanyak 53 points atau nilainya sama dengan 53 Dollar.
Sialnya jikalau setelah harga turun ke 1.9647 beberapa hari kemudian
harga malah melonjak tinggi ke 1.9800. Tentu saja jika Anda tidak
mengalami margin call sebelumnya maka Anda akan memperoleh keuntungan
sebesar 100 Dollar per lotnya. Mimpi tinggalah mimpi. Dikarenakan
kurangnya modal, kesempatan profit Anda berubah menjadi sebuh mimpi
buruk bernama margin call.
Kejadian itu tidak perlu terjadi Andaikata misalnya Anda memulai
trading Anda dengan modalh $1000. Dengan membuka posisi 1 lot buy di
1.9700 dan kemudian harga turun ke 1.9647 maka Anda masih memiliki sisa
dana sebanyak $750 Dollar lagi. Artinya kalau harga turun ke 1.8897
barulah margin call terjadi. Sesuatu yang sangat sulit terjadi dalam
beberapa hari pergerakan bagi GBP (dan juga mata uang lainnya).
Nah dari sini Anda mengerti perbedaannya antara bertrading dengan
modal minim dan bertrading dengan modal cukup bukan? Bagaimana pun modal
tidak dapat dibohongi. Tanpa modal yang cukup, bagi seorang pemula
forex, itu sama saja maju berperang tanpa mempersiapkan pertahanan yang
cukup.
Lalu apakah bisa Saya memulai trading Saya dengan modal terbatas misalnya $250 dan memperoleh profit?
Bisa! Namun dibutuhkan analisa yang cermat dan kesabaran ekstra bagi
Anda. Dalam contoh kasus diatas, maka tentu saja Anda harus cukup
bersabar untuk menunggu harga turun lebih jauh lagi dibawah level 1.97
guna menghindar MC pada account Anda. Hal ini memang gampang-gampang
susah. Bahkan bagi seorang profesional sekalipun. Masalahnya apakah
mungkin setelah harga mencapai level 1.9700 dia akan terus turun ke
1.9650? Atau jangan-jangan setelah turun ke 1.9700 maka harga akan
segera melonjak naik ke 1.9800 dan dengan demikian Saya kehilangan
kesempatan memperoleh profit. Butuh kesabaran ekstra dan permainan yang
sangat cermat. Sedikit saja meleset maka bubarlah semuanya.
Nah daripada Anda stress karena minimnya modal dan selalu terancam
margin call memang disarankan untuk membuka trading dengan modal yang
mencukupi. Berapa? Jika Anda hanya membuka 1 lot setiap kali bertrading
dan tidak akan membuka posisi baru hingga 1 lot tersebut mencapai profit
atau menyentuh stop loss Anda, maka disarankan untuk memulainya dengan
modal $1000. Jika Anda hendak membuka 2 lot dalam satu kali transaksi
maka tinggal di kali kan 2 menjadi $2000. Sederhana bukan?
Dengan dana yang cukup, Anda memiliki sedikit kebebasan untuk
melakukan manuver-manuver dalam trading Anda dan mengurangi beban
psikologis karena terbatasnya modal.
Tentu saja semakin besar akan semakin baik. Apalagi innitial margin
Anda besarnya $10.000 dan pembukaan posisi hanya sebanyak 1 lot. Ya
tidak perlu pasang Stop Loss pun rasanya tidak akan terkena margin call.
Cukup makan interest rate yang besarnya kurang lebih 2000 Rupiah
seharinya. Ya lumayanlah, Rp 720 Ribu dalam setahun. Belum kalau posisi
Kita profit.
Itu yang dimaksud dengan bagaimana perhitungan innitial margin. Jadi,
rencanakan baik-baik bagaimana Anda bertrading kelak. Dalam demo
account biasanya Anda diberikan dana virtual sebesar $2000 untuk
bertrading. Seringkali mereka yang mencoba demo account memperoleh
profit yang besar dan ketika mereka mencobanya pada real account
boro-boro profit, yang ada dana langsung hilang karena rugi besar.
Masalahnya dimana? Perbedaan yang paling sering terjadi adalah modal
awal mereka pada real account ternyata tidak sama dengan dana yang
disediakan pada virtual account. Mereka yang tidak menyadari hal ini
kemudian terjebak untuk mengadu peruntungan mereka dengan alasan toh
pada demo account mereka sudah profit. Lalu mereka memulai trading
mereka hanya dengan sebesar $500! Ya tentu saja rugi!! Besarnya tahanan
yang dimiliki $2000 dengan $500 tentu saja beda. Ah betapa naifnya.
Perihal margin added, beberapa orang lebih menyukai untuk menyetorkan
innitial margin mereka dengan jumlah secukupnya dengan alasan bahwa
jika dikemudian hari account mereka terancam margin call maka mereka
dapat menambahkan dana ( injection istilahnya ) guna menahannya. Ya
boleh-boleh saja. Sah dan legal kok.
Hanya dalam hal ini ada beberapa faktor yang perlu Anda perhatikan:
- Waktu antara penyetoran hingga dana efektif masuk ke account Anda biasanya 1 hingga 2 hari. Pertimbangkan dengan masak jangan sampai margin call terjadi dalam 2 hari kedepan. Jadi lakukan injection jauh-jauh hari untuk amannya..
- Bagi yang gemar injection, Anda harus tahu sampai batas mana Anda hendak berhenti melakukan injection. Ini untuk mencegah terjadinya kerugian yang tak terkendali dikarenakan Anda menggunakan uang apa saja yang ada di dompet untuk injection. Kita sudah membahas di awal-awal pelajaran Kita bahwa harus ada batas dimana Kita berhenti dikarenakan ternyata rugi yang terlalu besar dengan berbagai faktor yang tidak/ terlalu sulit di atasi.
- Pertimbangkan juga biaya transfer antar bank luar negeri yang besarnya kadang bisa mencapai 20 Dollar. Ya lumayanlah biayanya.
- Apakah setidaknya kemungkinan profit dapat tercapai apabila Anda melakukan injection?
Nah apabila Anda bersedia menanggung faktor-faktor diatas, tidak
menjadi masalah apabila injection dilakukan. Selama itu masih dalam
batas kontrol investasi dan membuka kesempatan untuk mendapatkan profit,
lakukanlah.
2. Besarnya Resiko per Trade yang Bersedia Anda Tanggung
Resiko per trade artinya apabila sekali Anda membuka posisi, berapa
besar batasan loss yang mau Anda tanggung jika seandainya posisi Kita
berlawanan dengan market? Kelak hal ini akan berkaitan dengan bagaimana
Anda membangun sebuah trading system.
Bagaimana pun dalam setiap kali transaksi Kita harus menyadari bahwa
tidak selamanya analisa Kita benar. Meskipun kadang benar namun bisa
juga time frame yang Kita gunakan keliru. Artinya andaikata Kita
memprediksi harga naik dalam 2 jam kedepan ternyata kenaikan baru
terjadi setelah 2 hari kemudian. Atau bahkan tidak naik sama sekali
hingga Kita mengalami kerugian.
Kendala yang dihadapi pemula adalah seringkali Kita tidak bersedia
untuk mengatakan bahwa Kita keliru dan menutup posisi Kita yang loss.
Dengan demikian Kita menunggu hingga harga berbalik kembali yang entah
kapan terjadinya. Mungkin berbalik. Tapi perkara menunggu harga berbalik
sesuai dengan yang Kita harapkan seringkali menjadi waktu-waktu yang
penuh frustrasi. Kadang bisa sebulan. Lainnya yang lebih buruk harga
tidak pernah kembali dalam waktu selama 6 bulan.
Andaikata Anda membuka sebuah posisi Open Sell GBP pada 1.8830 pada
20 Oktober 2006 dan tidak memasang Stop Loss. Kalaupun dana Anda tidak
terbatas jumlahnya, Anda harus menunggu sampai waktu yang tidak
diketahui lamanya supaya harga kembali ke titik tersebut karena sampai
tulisan ini dibuat yaitu 21 Mei 2007 harga GBPUSD masih ada di kisaran
1.9700! Perhatikan gambar dibawah ini yang ditandai dengan garis
putus-putus berwarna hitam. Itu adalah saat dimana harga berada di
1.8830 sedangkan garis putus-putus berwarna biru adalah posisi harga
GBPUSD pada saat gambar diambil.
Maksud dari point ini adalah: Stop Loss itu penting. Dan itu
merupakan bagian dari money management. Tanpa itu maka trading Kita
seperti sebuah kendaraan tanpa rem. Anda dapat melaju secepat Anda mau
tapi tentu ada saatnya dimana Kita ingin berhenti bukan?
3. Maximum Drawdown
Yang dimaksud dengan maximum drawdown adalah berapa besarnya loss
berturut-turut yang mungkin terjadi dalam trading Anda. Mari Kita mulai
dengan sebuah perumpamaan: Katakanlah Kita memiliki sebuah trading
system yang mampu memberikan akurasi profit sebesar 70% dalam tiap
bulannya. Artinya dalam satu bulan maka kemungkinan Kita memperoleh
profit dari model trading yang Kita miliki adalah 70% dan 30% lainnya
adalah loss. Atau dalam 100 kali transaksi maka 70 kali posisi yang Kita
buka adalah untung dan 30 lainnya rugi. Lumayan bagus bukan?
Tetapi itu saja tidak cukup. Money management menentukan disini.
Bagaimana apabila Kita mengalami loss yang 30 kali itu secara berturut
turut? Jadi dari trade pertama hingga trade ke tiga puluh Kita mengalami
loss dan barulah trade ke 31 hingga ke 100 profit Kita peroleh. Nah
masalahnya apakah dana yang tersisa setelah trade ke 30 masih mencukupi
untuk bertransaksi di trade ke 31 dan seterusnya? Inilah yang dimaksud
dengan drawdown. Berapa besarnya drawdown maksimum yang mungkin terjadi?
Mungkin ada diantara Anda yang berkata: “Wah tidak mungkin Saya
mengalami loss 30 kali berturut-turut!” Kenapa tidak? Bukankah Kita
bukan dewa? Atau tidak perlu 30 kali 10 kali saja mungkin sudah membuat
Kita berpikir berulang kali dengan sistem trading Kita.
Ok, kembali ke kasus 30 kali loss berturut-turut itu. Jadi bagaimana solusinya? Solusinya ada beberapa cara:
Memperbaiki sistem trading Anda sehingga tidak lagi menjadi 70:30 misalnya menjadi 90:10.
Kelihatannya memang sangat baik bukan? Tapi ini jelas tidak mudah.
Memiliki sistem yang mampu memprediksi 90 persen pergerakan harga dengan
akurat tentu membutuhkan waktu yang tidak singkat kalau tidak mau Kita
katakan bertahun-tahun. Ya ini memang solusi teoritis terbaiknya namun
secara realistis ini sulit.
Solusi 1: Memperbesar modal
Nah ini masih lebih mungkin dibandingkan dengan solusi pertama tadi.
Dengan memperbesar modal maka Kita memiliki buffer yang lebih besar
untuk menahan loss agregat tadi. Tentu saja jumlah lot yang terbuka
harus tetap dan tidak boleh bertambah dalam tiap kali transaksi. Namun
kendala disini adalah apabila dana yang Kita miliki terbatas. Dalam
keadaan seperti ini Kita harus kembali ke solusi pertama atau solusi
ketiga dibawah ini.
Solusi 2: Memperkecil loss per transaksi
Nah ini solusi sederhana dan rasanya lebih dapat diterima. Maksudnya
apabila tadinya Kita menggunakan katakanlah 10% dari dana Kita untuk
bertransaksi yaitu untuk menentukan besarnya Stop Loss maka Kita perlu
menguranginya menjadi misalnya 5%. Begini lho maksudnya, apabila Anda
menggunakan 10% dengan modal 1000 itu artinya stop loss Anda besarnya
100 points (1000 x 10% = 100) sedangkan apabila menggunakan 5% maka stop
loss Anda besarnya 50 points.
Mari Kita lihat contoh kasus berikut ini. Katakanlah Kita menggunakan
modal sebesar $1000 dan hanya membuka posisi sebanyak 1 lot tiap kali
transaksinya. Mari Kita lihat bagaimana perbandingannya apabila Kita
mengalami drawdown sebanyak 30 kali (hegh… drawdown 30 kali memang
benar-benar membuat Kita tenggelam.
Transaksi ke | Total Modal | 10% dari total dana |
Total Modal | 5% dari total dana |
1 | 1000 | 100 | 1000 | 50 |
2 | 900 | 90 | 950 | 48 |
3 | 810 | 81 | 903 | 45 |
4 | 729 | 73 | 857 | 43 |
5 | 656 | 66 | 815 | 41 |
6 | 590 | 59 | 774 | 39 |
7 | 531 | 53 | 735 | 37 |
8 | 478 | 48 | 698 | 35 |
9 | 430 | 43 | 663 | 33 |
10 | 387 | 39 | 630 | 32 |
11 | 349 | 35 | 599 | 30 |
12 | 314 | 31 | 569 | 28 |
13 | 282 | 28 | 540 | 27 |
14 | 254 | 25 | 513 | 26 |
15 | 229 | 23 | 488 | 24 |
16 | 206 | 21 | 463 | 23 |
17 | 185 | 19 | 440 | 22 |
18 | 167 | 17 | 418 | 21 |
19 | 150 | 15 | 397 | 20 |
20 | 135 | 14 | 377 | 19 |
21 | 122 | 12 | 358 | 18 |
22 | 109 | 11 | 341 | 17 |
23 | 98 | 10 | 324 | 16 |
24 | 89 | 9 | 307 | 15 |
25 | 80 | 8 | 292 | 15 |
26 | 72 | 7 | 277 | 14 |
27 | 65 | 6 | 264 | 13 |
28 | 58 | 6 | 250 | 13 |
29 | 52 | 5 | 238 | 12 |
30 | 47 | 5 | 226 | 11 |
Perhatikan bahwa pada drawdown ke 30, dana yang tersisa dengan
menggunakan 10% dari total modal maka tersisa hanya sebesar 47$.
Sedangkan dengan menggunakan 5% tersisa 226$. Berbeda 5 kali lipat!
Dengan sisa dana $47, apa yang bisa Kita lakukan? Bahkan untuk membeli
AUDUSD sebanyak 1 lot pun tidak bisa. Hanya injection yang bisa.
Dengan demikian maka kesimpulannya semakin kecil persentase modal
yang digunakan semakin aman trading Kita jadinya. Namun tentu saja ada
kendala-kendala yang perlu Anda lalui untuk dapat mencapai persentase
yang kecil seperti itu. Diantaranya adalah sanggupkah Anda bertrading
dengan Stop Loss yang lebih sempit dari biasanya? Nah ini perlu
dipertimbangkan lagi.
Lalu berapa persentase terbaik? Beberapa trader profesional
mengatakan besaran terbaik adalah dibawah dari 2%! Jadi 5% tadi masih
terlalu besar sesungguhnya. Dengan 2% apabila Anda memiliki modal
sebesar $1000 maka Stop Loss Anda perlu digeser menjadi hanya 20 points
saja. Sangat kecil bagi seorang Swing Trader. Tapi itu adalah persentase
yang benar. Artinya jika Anda hendak bermain swing maka gunakan dana
yang lebih besar. Ingat, modal tidak bisa dibohongi.
4. Risk to Reward Ratio
Risk to reward ratio merupakan perbandingan antara resiko yang Anda
ambil dengan keuntungan yang diperoleh setiap kali membuka posisi. Dalam
prakteknya nanti ini akan diterjemahkan berapa points besar Stop Loss
dan Limit yang Anda gunakan setiap kali sebuah posisi di ambil.
Para trader pemula acap kali menentukan besaran Limit mereka namun
sama sekali tidak menggunakan Stop Loss. Alasannya: kalau menggunakan
Stop Loss dan Limit, lebih sering Stop Loss-nya yang tersentuh sehingga
sering rugi. Jadi akhirnya kebanyakan pemula bertrading dengan
menggunakan Limit namun melupakan Stop Loss mereka.
Nah ini jadi gejala klasik yang terjadi hampir di seluruh trader
pemula. Sebenarnya sah-sah saja Kita bertrading dengan cara demikian.
Sisi positif trading seperti ini adalah moral Kita akan semakin membaik
dari hari ke hari dikarenakan setiap posisi yang diambil lebih banyak
profitnya dan tidak pernah loss bahkan.
Namun dari sisi risk to reward ratio, hal ini benar-benar
membahayakan sang trader sendiri. Katakanlah Limit yang diambilnya
adalah sebanyak 30 points. Dengan tidak memasang Stop Loss maka
perbandingan keuntungan dan resiko menjadi 30: ~ alias 30 points
berbanding tak berhingga. Ini dikarenakan apabila resiko benar-benar
terrealisasi maka itu artinya seluruh dana Anda akan habis dikarenakan
batasan resiko itu sendiri adalah Margin Call.
Rasio seperti ini benar-benar tidak masuk akal rasanya. Dari 100 kali
Kita bertransaksi dan 99 kali Kita menang lalu dengan hanya satu kali
transaksi kita mengalami kesalahan fatal maka seluruh keuntungan dan
modal Kita hilang lenyap! Dunia forex penuh dengan kuburan trader pemula
model seperti ini. Siapa mau menyusul? Hihihi, bukan menakut-nakuti
lho, ini demi kepentingan Anda juga supaya mengerti bahwa bertrading itu
ada resiko yang perlu dikendalikan.
Nah dengan demikian adalah penting untuk mengatur Risk to Reward
Ration Anda dengan benar. Jadi lupakan bertrading tanpa adanya Stop
Loss! Jika dalam trading Anda Stop Loss Anda acap kali tersentuh maka
mungkin memang Anda perlu mengatur ulang sistem trading dan penentuan
Stop Loss serta limit Anda. Intinya, jangan salahkan keberadaan Stop
Loss apabila posisi Anda terlikuidasi karenanya. Keberadaan Stop Loss
disini adalah untuk membatasi kerugian Anda dan bukan untuk
membankrutkan Anda.
Jadi, berapa perbandingan Risk to Reward yang baik? Tentu saja
semakin besar reward dan semakin kecil risk adalah pilihan yang paling
baik. Coba perhatikan contoh kasus berikut ini:
Andaikata Anda menentukan Risk Anda adalah 30 points sedangkan Reward
Anda adalah 60 points maka dengan modal $1000 dan ada 1 lot saja posisi
yang terbuka tiap kali transaksi. Katakanlah dalam 50 kali transaksi
Anda mengalami loss sebanyak 30 kali dan profit sebanyak 20 kali maka
pada akhir transaksi Anda yang ke-50 Anda masih terhitung profit
meskipun dari sisi jumlah transaksi lebih banyak loss daripada
profitnya:
Transaksi | 30 Points Loss | 60 Points Profit |
0 | 1000 | |
1 | 970 | |
2 | 940 | |
3 | 910 | |
4 | 880 | |
5 | 850 | |
6 | 820 | |
7 | 790 | |
8 | 760 | |
9 | 730 | |
10 | 700 | |
11 | 670 | |
12 | 640 | |
13 | 610 | |
14 | 580 | |
15 | 550 | |
16 | 520 | |
17 | 490 | |
18 | 460 | |
19 | 430 | |
20 | 400 | |
21 | 370 | |
22 | 340 | |
23 | 310 | |
24 | 280 | |
25 | 250 | |
26 | 220 | |
27 | 190 | |
28 | 160 | |
29 | 130 | |
30 | 100 | |
31 | 160 | |
32 | 220 | |
33 | 280 | |
34 | 340 | |
35 | 400 | |
36 | 460 | |
37 | 520 | |
38 | 580 | |
39 | 640 | |
40 | 700 | |
41 | 760 | |
42 | 820 | |
43 | 880 | |
44 | 940 | |
45 | 1000 | |
46 | 1060 | |
47 | 1120 | |
48 | 1180 | |
49 | 1240 | |
50 | 1300 |
Perhatikan meskipun Anda lebih banyak mengalami loss dari 50 kali
transaksi namun secara agregat kondisi keuangan trading Anda tetaplah
profit sebesar 300 Dollar! Bukankah ini adalah hal yang luar biasa ? Di
akhir transaksi ke 50, dana yang Kita miliki telah mencapai 1300 Dollar
dari sebelumnya 1000 Dollar.Hal ini mungkin terlihat sederhana. Namun
demikian banyak trader melewatkannya dan berujung pada tidak
terencananya sebuah trading dengan baik. Akibatnya ya tentu saja loss
menanti. Loss, loss dan akhirnya Total Loss
Be the first to reply!
Posting Komentar